Saya ingat ketika saya pertama kali dikenalkan dengan Social Networking. Ketika itu saya masih duduk di bangku kelas 1 SMA, seorang teman dari Jakarta International School (JIS) mengirimkan sebuah link, www.friendster.com. Saya bertanya, “Website apaan tuh?”. Dia membalas, “It’s like going to a bar, and meet a lot of people.“. Seorang anak SMA kelas 1 tentunya masih belum bisa menjangkau konsep pergi ke bar, cuma what the hell, saya pergi ke mengunjungi website bar tersebut, dan mendaftarkan diri saya. Dan wow. Saya tidak pernah menyangka bahwa sebuah bar itu sangatlah sepi, teman saya satu-satunya hanyalah si anak JIS tersebut. Saya mencoba untuk browsing di website itu untuk 15 menit, melihat profile teman-temannya si anak JIS tersebut, and lost interest.
But, that was back in 2002, dimana Friendster benar-benar baru diluncurkan dan belum terlalu dikenal di Indonesia. Setahun kemudian, mulai banyak orang Indonesia yang membuat account Friendster dan demam social networking mulai terasa di kota-kota besar di Indonesia. Sekitar tahun 2004-2005, Friendster-lah yang menjadi raja social-networking di Indonesia. Kalimat “Friendster lo apa?” atau “Add Friendster gue dong” seringkali terucap oleh pemuda-pemudi Indonesia yang getol melayari internet. Akan tetapi, a really huge storm was coming for Friendster’s reign in Indonesia… Lanjutkan membaca “Mencintai Facebook (Part 1)”